Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi tektonik berkekuatan update M5,5 (data pertama M5,8) mengguncang wilayah Samudra Hindia, Selatan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gempa dirasakan hingga Madiun dan Cilacap.
Menurut analisis BMKG, gempa bumi tidak berpotensi menyebabkan tsunami dan terletak di laut pada jarak 107 km arah Barat Daya Gunungkidul dan 42 km kedalaman.
Gempa bumi ini dirasakan dan dirasakan di Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo, dan Bantul dengan intensitas III-IV MMI (dirasa oleh orang banyak di rumah pada siang hari), dan di Karangkates, Malang, Pacitan, Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Blitar, Cilacap, Banyumas, Solo, Surakarta, dan Klaten dengan intensitas II-III MMI (dirasa oleh orang banyak di rumah pada siang hari). Seperti ada truk yang sedang berjalan.
Pemicu Gempa Yogyakarta
Menurut Daryono, gempa terjadi di bidang kontak antar lempeng atau megathrust karena mekanisme pergerakan naik.
Dalam keterangan resminya, dia menjelaskan, “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal karena deformasi batuan di bidang kontak antar lempang (megathrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust).”
Dalam geologi, deformasi berarti perubahan. Deformasi adalah perubahan yang terjadi ketika batuan diberi tekanan, yang menyebabkan regangan yang elastis, daktail, atau getas. Perubahan ini disebut deformasi.
Daryono menyatakan bahwa gempa-gempa ini termasuk gempa megathrust. Dia menyatakan bahwa gempa disebabkan oleh lempeng bumi yang bergerak di megathrust daerah Samudera Hindia Selatan Pulau Jawa.
“Namun kecil,” lanjut Daryono, menurut Detik.
Dia juga meminta orang-orang untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh masalah yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Daryono mengatakan untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, dan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah.
Gempa Yogyakarta Tidak Picu Tsunami
Gempa magnitudo (M5,8) mengguncang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan wilayah di sekitarnya. Gempa terjadi di kedalaman 30 km dan terletak sekitar 99 km selatan Kota Bantul, Provinsi DIY. Lokasinya adalah pada koordinat 110,27 BT dan 8,78 LS. Meskipun pusat gempa bumi berada di laut, gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami. Namun, diperkirakan tidak mengubah dasar laut, yang dapat menyebabkan tsunami.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengatakan bahwa gempa bumi terjadi pada Senin, 26 Agustus 2024, pukul 19:57:42 WIB. Pusat gempa bumi terletak di Samudera Hindia pada koordinat 110,27 BT dan 8,78 LS, sekitar 99 km selatan Kota Bantul, Provinsi DIY, dengan magnitudo (M5,8) pada kedalaman 30 km, menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Wafid memperkirakan, berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG dan USGS Amerika Serikat, bahwa aktivitas zona penunjaman akibat tumbukan antara lempeng benua Eurasia dan lempeng Samudera Indo-Australia menyebabkan gempa bumi, dengan mekanisme sesar bergerak relatif ke arah barat-timur.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Badan Geologi, sebagian besar permukiman penduduk yang terkena guncangan gempa bumi berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. Meskipun pusat gempa bumi terletak di laut, ia diperkirakan tidak menyebabkan deformasi dasar laut yang dapat memicu tsunami. Namun, wilayah pantai selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah dianggap rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari 3 meter, menurut data Badan Geologi.
Kepala Badan Geologi juga meminta masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada terhadap kejadian gempa bumi berikutnya, dan jangan terpengaruh oleh masalah gempa bumi dan tsunami yang tidak bertanggung jawab.
Wafid meminta peningkatan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural karena wilayah selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah tergolong rawan gempa bumi dan tsunami. Dia meminta penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan untuk mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan petugas BPBD setempat.
Leave a Reply